ARTICLE AD BOX
PEKANBARU, SERANTAU MEDIA -Di tengah dinamika politik yang semakin memanas menjelang Pemilihan Gubernur Riau 2024, langkah tak terduga dari Ketua NasDem Kota Dumai, H. Paisal, mengundang perhatian luas.
Paisal, yang juga menjabat sebagai Walikota Dumai periode 2021-2024 dan merupakan salah satu calon kuat untuk periode 2024-2029, secara terbuka menyatakan dukungannya kepada pasangan calon M. Nasir dan Wardan.
Pernyataan ini menimbulkan kejutan besar, mengingat Partai NasDem yang dipimpinnya telah secara resmi mendukung pasangan Abdul Wahid - SF Harianto, dalam pemerintahan bersama PDIP dan PKB.
Pernyataan dukungan Paisal disampaikan dalam sebuah acara di Kelurahan Bagan Keladi, Kota Dumai (11/9/2024). Dalam pidatonya, Paisal dengan tegas menyatakan, "Bang Nasir ini abang kami. Insya Allah, didukung Partai Gerindra. Nanti nanti Bang Nasir duduk jadi gubernur, Insya Allah, Bapak Ibu, ridho kami melanjutkan pembangunan Kota Dumai."
Langkah ini tak pelak menimbulkan polemik besar di kalangan masyarakat dan koordinasi internal, terutama di kalangan pendukung pasangan Abdul Wahid-SF Harianto.
Dukungan pribadi Paisal dinilai sebagai sinyal adanya potensi perpecahan di tubuh koalisi. Muncul pertanyaan, apakah ini merupakan langkah spontan Paisal sebagai politisi lokal, ataukah cerminan ketidaksepahaman di level kepemimpinan NasDem?
Wakil Ketua Bidang Media dan Komunikasi Publik DPW Partai NasDem Riau, Fitra Asrirama, langsung menanggapi polemik tersebut. Ia mengungkapkan bahwa pihaknya belum menerima laporan resmi mengenai pertemuan Paisal dengan M. Nasir dan akan melakukan penyelidikan internal untuk menyelidiki kebenaran informasi tersebut.
“Kami akan meminta klarifikasi dari Paisal sebagai kader NasDem. Hingga kini, sikap resmi NasDem tetap konsisten mendukung Abdul Wahid dan SF Harianto. Itu keputusan yang harus ditaati seluruh kader, termasuk Paisal,” tegas Fitra.
Yang menarik, hingga saat ini, H. Paisal sendiri belum memberikan tanggapan resmi atas kontroversi tersebut. Terlebih lagi, ia terlihat cenderung mengacuhkan pertanyaan dari media.
Sikap diamnya ini semakin memicu spekulasi tentang potensi retakan yang lebih dalam di dalam koalisi besar yang dibentuk NasDem, PDIP, dan PKB untuk memenangkan Pemilihan Gubernur Riau 2024.
Salah seorang warga Dumai yang tidak ingin disebutkan namanya sangat menyayangkan sikap Pasal itu.
"Sangat disayangkan, Padahal dia sudah dapat hati masyarakat, tapi kok bisa melakukan hal seperti itu ke Partai Sendiri."
Masyarakat Dumai yang sebelumnya memandang Paisal sebagai sosok yang teguh dan konsisten, kini dibingungkan oleh manuver politik ini. Apakah dukungan Paisal terhadap M. Nasir merupakan bentuk perlawanan terhadap keputusan partai, ataukah hanya sebuah manuver politik lokal yang tidak akan mempengaruhi peta besar pemilihan gubernur?
Pertarungan politik di Dumai kini menjadi semakin panas, dan seluruh mata tertuju pada langkah selanjutnya yang akan diambil oleh Paisal. Inginkah ia mengklarifikasi tindakannya atau terus mempertahankan diamnya?
Dan bagaimana dampaknya terhadap soliditas yang dibangun NasDem bersama partai-partai lainnya? Ini adalah pertanyaan yang masih menggantung, sementara waktu terus berjalan menuju Pilgub 2024.***