ARTICLE AD BOX
PEKANBARU | SERANTAU MEDIA– Pertandingan antara Persiraja Banda Aceh dan PSPS Pekanbaru berakhir dengan skor imbang 1-1 pada 13 Oktober lalu di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh. Laga dalam lanjutan Grup Pegadaian Liga 2 ini diwarnai sejumlah pelanggaran yang berujung pada sanksi dari PSSI terhadap tim tuan rumah.
Berdasarkan temuan Komite Disiplin PSSI, terdapat empat poin pelanggaran yang dilakukan oleh Persiraja Banda Aceh.
Tiga Poin Penting yang Dilaporkan
Hasil sidang Komite Disiplin PSSI pada 17 Oktober 2024 mencatat beberapa sanksi yang dijatuhkan:
1. Dadang Apridianto, pemain Tim Persiraja, dijatuhi sanksi larangan bermain selama 6 bulan dan denda Rp25 juta akibat pemukulan wajah perangkat pertandingan.
2. Pelanggaran Skors: Sanksi lebih berat juga diberikan kepada Dadang Apridianto berupa larangan berpartisipasi dalam pertandingan selama 12 bulan, serta denda Rp25 juta.
3. Panitia Pelaksana Pertandingan: Persiraja Banda Aceh sebagai panpel juga dikenakan sanksi karena gagal menjaga ketertiban dan keamanan, yang menyebabkan terjadinya penyerangan terhadap perangkat pertandingan. Sanksi yang dijatuhkan adalah larangan menyelenggarakan pertandingan dengan penonton selama 4 laga sebagai tuan rumah dan denda Rp10 juta.
Rangkuman Pertandingan
Dalam pertandingan tersebut, PSPS Pekanbaru membuka skor terlebih dahulu melalui gol kapten mereka, Omid Popalzay, yang tercipta di menit ke-45+1. Tim tuan rumah baru mampu menyamakan kedudukan pada menit ke-63 melalui tendangan penalti yang dieksekusi oleh Deri Corfe.
Duel antara kedua tim Sumatera ini berlangsung menarik dan penuh tensi sejak awal, dengan serangan bergantian yang dilakukan kedua tim. Gol pertama PSPS merupakan yang kelima bagi Omid Popalzay dari enam laga yang telah dilakoni musim ini. Sedangkan bagi Deri Corfe, gol tersebut merupakan yang keempat bagi Laskar Rencong.
Hingga peluit panjang dibunyikan, skor tetap bertahan 1-1, menandai akhir dari pertandingan yang berlangsung dengan ketegangan tinggi.
.gif)
English (US) ·